Selasa, 13 Juli 2010

Kesimpulan Analisis PT. United Tractor Tbk.

Jika kita melihat analisis mengenai harga saham United Tractor, dapat kita simpulkan bahwa harga saham United Tractor selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kenaikan yang cukup stabil tersebut dapat dilihat dan dianalisis setelah kita juga melihat rata – rata harga saham United Tractor Pada tahun 2005 rata-rata harga saham PT. United Tractor adalah Rp. 3172,017, dan mengalami kenaikan secara terus menerus setiap tahunnya, hingga pada Juni 2010 mencapai Rp. 17812,53.

Dengan melihat keadaan harga saham United Tractor, dapat kita simpulkan pula bahwa kinerja perusahaan tersebut juga baik. Hal itu dikarenakan kinerja perusahaan sangat mempengaruhi tinggi rendahnya harga saham perusahaan tersebut. BIla harga saham PT. United Tractor terus meningkat dari tahun ke tahunnya, artinya kinerja perusahaanpun akan semakin baik dari tahun ke tahunnya.Hal ini menunjukkan bahwa PT. United Tractor mengalami kemajuan di setiap tahunnya.

Dengan melihat keadaan harga saham tersebut, dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan tersebut selalu mengalami kemajuan dan dapat dipastikan PT. United Tractor merupakan salah satu perusahan yang sangat diminati oleh para investor. Oleh karena itu, banyak investor yang berinvestasi pada perusahaan tersebut, mempercayai bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja manajemen yang baik dan akan selalu mengalami kemajuan di setiap tahunnya.

Dengan melihat analisis DER, dapat diketahui bahwa semenjak periode 2005 hingga 2009 DER mengalami penurunan di setiap tahunnya. Namun penurunan DER tersebut tidak selalu diikuti oleh turunnya tingkat rata – rata harga saham. Dengan kejadian tersebut, dapat dikatakan bahwa perusahaan (PT. United Tractor) cenderung lebih banyak menggunakan kaputusan pendanaan dengan menggunakan modal sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dengan penurunan DER yang dikarenakan penggunaan modal sendiri oleh perusahaan untuk pendanaan aktiva dan untuk memperoleh keuntungan, dibandingkan menambah hutang / kewajiban dari pihak eksternal. Penggunaan modal sendiri untuk pendanaan aktiva dan ditargetkan untuk menambah keuntungan juga akan mengurangi tingkat resiko yang dapat ditimbulkan. Dengan penggunaan modal sendiri untuk pendanaan aktiva dan meminimalkan resiko,langkah tersebut juga dapat meningkatkan tingkat kepercayaan dan menarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebutdapat kita.

Para investor yang menanamkan modal di perusahaan tersebut juga akan merasa safety terutama pada saat terjadi krisis global. Dengan strategi seperti itu, artinya pada saat krisis globalpun, perusahaan tidak akan kesulitan untuk mendanai aktivanya, karena sudah terbiasa menggunakan modalnya sendiri, tanpa mencari pendanaan atau berhutang pada investor atau pihak eksternal, dan perusahaan tidak akan lagi kesulitan mencari dana untuk menutup atau memenuhi kewajiban- kewajibannya untuk jangka waktu ke depan.

Analisis Hubungan Kinerja Keuangan Secara Keseluruhan Dengan Saham Perusahaan PT. United Tractor Tbk.



Dari data ringkasan laporan keuangan kita dapat menganalisis kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan terhadap harga saham yang beredar di dalam pasar saham. Perhitungannya dapat dilakukan dengan bantuan beberapa alat perhitungan antara lain :
EPS = Keuntungan Bersih : Jumlah Saham Beredar
P/E Ratio = Harga Saham : EPS
PB/V Ratio = Harga Saham : (Total Harta - Total Hutang)
Hasil Perhitungannya :
Dari alat perhitungan di atas, kita dapat mengetahui dan menganalisa keterkaitan antara harga saham dengan kinerja keuangan secara keseluruhan. Dengan EPS kita dapat mengetahui Keuntungan bersih perusahaan terhadap jumlah saham yang beredar. Kemudian dengan P/E Ratio kita dapat menganalisis Jumlah harga saham terhadap EPS, dan dengan PB/V Ratio kita dapat menghitung Harga saham yang beredar terhadap Total Harta dikurangi dengan Total hutang kita.
Dari perhitungan EPS di atas kita dapat mengetahui bahwa pada tahun 2005 perusahaan mendapatkan pendapatan per lembar saham sebesar Rp 368. Akan tetapi kemudian mengalami penurunan pada tahun berikutnya (2006) menjadi RP 326 per lembar saham, hal ini dipengaruhi juga oleh berkurangnya laba perusahaan secara keseluruhan sehingga pendapatan per lembar sahamnya pun ikut berkurang. Kemudian mulai tahun 2007 hingga tahun 2009 perusahaan dapat memperbaiki kinerja keuangannya secara keseluruhan sehingga dapat meningkatkan pendapatan labanya dan hal ini secara langsung meningkatkan pula harga per lembar saham menjadai Rp 524 pada tahun 2007, kemudian menjadi Rp 884 pada tahun 2008, dan kembali meningkat pada tahun 2009 menjadi Rp 1.147 per lembarnya.
Lalu jika dilihat dari perhitungan P/E Rationya maka dapat diketahui bahwa perhitungan P/E Ratio selalu mengalami kenaikan dari tahun 2005 ke tahun 2006, hal ini disebabkan karena jumlah proporsi EPS-nya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi harga saham perusahaan yang beredar. Sedangkan pada tahun 2006 hingga tahun 2009 grafiknya menunjukkan penurunan secara bertahap , hal ini disebabkan oleh proporsi angka EPS perusahaannya lebih kecil dibandingkan dengan proporsi harga saham secara rata-rata perusahaan walaupun jika kita perhatikan angka EPSnya pun hamper selalu meningkat dari tahun ke tahun namun hal itu dapat ditutupi dengan peningkatan yang lebih signifikan pada aspek harga saham yang beredar.
Kemudian jika kita menghitung dengan alat penrhitungan berupa PB/V Ratio maka akan ditemukan bahwa nilai PB/V Ratio pada tahun 2005 meningkat hingga tahun 2007 namun kemudian menurun hingga tahun 2009. Peningkatan nilai PB/V Ratio dikarenakan proporsi harga saham perusahaan lebih banyak dibandingkan dengan proporsi nilai total harta dikurangi nilai total hutang, sedangkan penurunan nilai PB/V Ratio dikarenakan proporsi harga saham perusahaan yang beredar lebih kecil dibandingkan dengan proporsi nilai total harta dikurangi nilai total hutang perusahaan.
Maka dari ketiga alat perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa EPS dan P/E Ratio memiliki hasil perhitungan yang berbanding terbalik untuk mengetahui hubungan harga saham dengan kinerja keuangan perusahaannya, sedangkan perhitungan PB/V ratio hasilnya akan sangat tergantung oleh proporsi nilai total harta dikurangi nilai total hutang perusahaan.

NB : Jika data tidak terlihat dengan jelas dapat dibuka dengan meng-klik gambar tabel data tsb.

Analisis Hubungan Struktur Modal Perusahaan dengan Harga Saham PT. United Tractor Tbk.



Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2005-2009 angka DER terjadi penurunan dari tahun ke tahun, pada tahun 2005 ketika angka DER berjumlah 157.97 maka harga saham rata-rata berada di nilai Rp 3063.6 Kemudian tahun 2006 mengalami penurunan angka DER menjadi 143.80, tetapi harga saham rata-rata meningkat dan berada di posisi Rp 4922.87. Selanjutnya, tahun 2007 angka DER menurun menjadi 125.87, tetapi harga saham rata-rata mengalami kenaikan pada posisi Rp 7785.48. Tahun 2008 angka DER terus menurun dan berada di angka 104.61, akan tetapi harga saham rata-rata mengalami kenaikan senilai Rp 9265.34. Pada tahun terakhir, yaitu tahun 2009 angka DER menurun dengan tajam menjadi 75.51 dan harga saham rata-rata pada saat itu mengalami kenaikan pada posisi Rp 10,582.5.

Penurunan DER yang paling anjlok berada di antara tahun 2008 sampai dengan 2009, namun nilai saham mengalami peningkatan pada posisi Rp 10.582,5 dari sebelumnya Rp 9.265,34. Artinya proporsi modal sendiri bila dibandingkan dengan hutang lebih banyak pada proporsi modal sendiri. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), pecking order theory menyatakan bahwa “Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah” (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/teori-struktur-modal/). Oleh karena itulah, perusahaan united tractors ini memiliki laba yang besar sehingga dalam pembiayaan operasional nya lebih banyak menggunakan modal sendiri. Laba yang besar tentu saja meningkatkan nilai perusahaan, sehingga pada penutupan saham tahun 2009 harga saham menunjukkan posisi yang tinggi yaitu Rp 10.582,5.

Analisis Pergerakan Harga Saham PT. United Tractor Tbk. dari Tahun 2005 - 2010

Jika kita perhatikan dari data tentang harga saham, maka harga saham PT. United Tractor selalu mengalami kenaikan mulai dari tahun 2005 ke tahun 2010. Pada tahun 2005 jumlah rata-rata harga saham PT. United Tractor adalah sejumlah Rp. 3172,017, kemudian pada tahun 2006 berjumlah Rp. 5210,693, lalu pada tahun 2007 naik menjadi Rp. 8079, jumlah pada tahun 2008 adalah Rp. 9103,457, kemudian pada tahun 2009 naik menjadi Rp.11045,2, dan kembali naik menjadi Rp. 17812,53 pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja PT. United Tractor mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. Jumlah rata-rata peningkatan paling signifikan terjadi pada tahun 2009 ke tahun 2010 yang naek hampir Rp. 7000 per lembar sahamnya. Sedangkan kenaikan paling tidak signifikan terjadi pada tahun 2007 ke tahun 2008.

Kenaikan rata-rata harga saham pada tiap tahun ini juga diikuti oleh naiknya pembagian dividen dari saham PT. United Tractor mulai dari tahun 2005 ke tahun 2010. Pada tahun 2005 jumlah Dividen per share PT. United Tractor adalah Rp 110, kemudian selalu mengalami kenaikan pada tahun-tahun berikutnya hingga pertengahan tahun 2010 dengan jumlah pada tahun 2006 adalah Rp 130, kemudian pada tahun 2007 Rp 210, pada tahun 2008 Rp 320, lalu pada tahun 2009 naik menjadi Rp 460. Dengan adanya kenaikan harga saham serta kenaikan dividen per share secara menyeluruh dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa PT. United Tractor mengalami kemajuan sehingga para investor pun semakin mempercayai kinerja manajemen serta meminati saham-saham yang dilepas oleh PT. United Tractor.

Analisis Laporan Keuangan dengan Analisis Rasio Keuangan Secara Lengkap PT. United Tractor Tbk.

1. Aspek Likuiditas


a. Current Ratio

Current ratio merupakan kemampuan untuk memenuhi hutang jangka pendek. Hasil perhitungan laporan keuangan tahun 2005-2009, adalah 1.5541 (2005), 1.3340 (2006), 1.3394 ( 2007), 1.6362 (2008), 1.6564 (2009). Current ratio lebih dari 1 menunjukkan bahwa perusahaan itu baik karena dapat melunasi hutang lancarnya. Berdasarkan perhitungan dari tahun 2005-2006 terjadi penurunan sebesar 0.2201. Penurunan ini disebabkan karena bertambahnya hutang perusahaan daripada kas perusahaan yang terus berkurang, sehingga kesulitan dalam melunasi hutang-hutang perusahaan. Namun dari tahun 2007-2009 mengalami kelebihan kas, sehingga dapat dialokasikan untuk melunasi hutang-hutang perusahaan.


b. Quick Ratio

Quick ratio merupakan kemampuan aktiva lancar yang paling liquid dalam memenuhi hutang jangka pendek (http://caloninvestor.wordpress.com/laporan-analisis-laporan-keuangan-primarindo-asia-infrastructure-tbk/). Hasil perhitungan laporan keuangan tahun 2005-2009, adalah 0.9584 (2005), 0.9380 (2006), 0,9356 (2007), 0,9699 (2008), 1,1075 (2009). Berdasarkan perhitungan tersebut, tahun 2005-2007 terjadi penurunan kemampuan untuk menutupi hutang perusahaan. Penurunan tersebut diakibatkan surat berharga yang memiliki nilai investasi besar pada perusahaan tidak menghasilkan pemasukan yang cukup pada kas perusahaan, sehingga dana yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi hutang-hutang jangka pendek. Namun, dari tahun 2008-2009 mengalami peningkatan kemampuan sebesar 0,1376. Hal ini menandakan surat berharga tersebut telah menghasilkan dana yang besar untuk segera dialokasikan terhadap hutang-hutang jangka pendek.


c. Cash Ratio

Cash ratio mengukur sejauh mana perusahaan dapat dengan cepat melequidasi asetnya dan mencakup hutang jangka pendek (http://caloninvestor.wordpress.com/laporan-analisis-laporan-keuangan-primarindo-asia-infrastructure-tbk/). Hasil perhitungan cash ratio dari laporan keuangan tahun 2005-2009, adalah 0,1740 (2005), 0,2259 (2006), 0,1973 (2007), 0,4223 (2008), 0,3832 (2009). Berdasarkan perhitungan tersebut, dalam kurun waktu 4 tahun grafik pergerakan selalu berubah-ubah naik turun. Penurunan tersebut diakibatkan beberapa surat berharga yang dimiliki perusahaan tidak menghasilkan pemasukan yang cukup pada kas perusahaan, sehingga dana yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi hutang-hutang jangka pendek. Sebaliknya, apabila terjadi kenaikan, hal ini menandakan beberapa surat berharga tersebut telah menghasilkan dana yang cukup untuk dialokasikan terhadap hutang-hutang jangka pendek.

2. Aspek Efisiensi

a. Average Collection Period

Perkiraan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk sebuah perusahaan untuk menagih piutang yang terjadi. Semakin pendek waktunya, semakin efisien untuk sebuah perusahaan dalam menagih piutang (http://caloninvestor.wordpress.com/laporan-analisis-laporan-keuangan-primarindo-asia-infrastructure-tbk/). Hasil perhitungan average collection dari laporan keuangan tahun 2005-2009 menunjukkan 65 hari (2005), 54 hari (2006), 59 hari (2007), 46 hari (2008), 56 hari (2009). Berdasarkan perhitungan tersebut, maka selama kurun waktu 4 tahun rasio ini menunjukkan pergerakan yang tidak stabil dalam artian tiap tahun nilainya naik dan turun. Jika nilainya naik maka perusahaan tersebut mengalami peningkatan piutang dalam proses penjualan, sedangkan jika mengalami penurunan berarti piutang perusahaan tersebut berkurang dalam proses penjualan.

b. Account Receivable Turnover

Angka yang menunjukkan jumlah piutang yang dikumpulkan sepanjang tahun. Angka perputaran piutang yang tinggi menunjukkan kredit yang ketat, sedangkan perputaran piutang rendah berarti banyak terjadi kredit macet (http://caloninvestor.wordpress.com/laporan-analisis-laporan-keuangan-primarindo-asia-infrastructure-tbk/). Hasil perhitungan account receivable turnover dari laporan keuangan tahun 2005-2009 menunjukkan 5,5110 kali (2005), 6,6573 kali (2006), 6,0401 kali (2007), 7,6855 kali (2008), 6,4274 kali (2009). Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dari tahun 2005-2006 perusahaan mengalami peningkatan, tetapi sempat melemah pada tahun 2007. Kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2008, namun kembali melemah pada tahun 2009. Artinya, jika nilai pada bagian ini menurun berarti piutang perusahaan tersebut masih banyak yang belum dibayar, tetapi sebaliknya jika nilai tersebut meningkat maka piutang perusahaan berkurang dalam artian banyak piutang yang telah dibayar dan masuk ke dalam kas perusahaan.


c. Total Asset Turnover

Mengukur sebarapa baik asset perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan (http://caloninvestor.wordpress.com/laporan-analisis-laporan-keuangan-primarindo-asia-infrastructure-tbk/). Perhitungan total asset turnover dari laporan keuangan tahun 2005-2009 menunjukkan 1,2490 (2005), 1,2197 (2006), 1,3971 (2007), 1,2213 (2008), 1,1982 (2009). Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dari tahun 2005-2006 terjadi penurunan kinerja pada asset perusahaan sebesar 0,0293, tetapi sempat meningkat kembali pada tahun 2007. Namun sampai pada tahun 2009, mengalami penurunan dengan puncaknya sebesar 1,1982. Hal ini mengindikasikan, perusahaan tidak efisien dalam penggunaan semua aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan pendapatan.


d. Inventory Turnover

Menunjukkan perputaran persediaan pertahun yang dilakukan oleh perusahaan (http://caloninvestor.wordpress.com/laporan-analisis-laporan-keuangan-primarindo-asia-infrastructure-tbk/). Hasil perhitungan inventory turnover dari laporan keuangan tahun 2005-2009 menunjukkan 4,9721 (2005), 7,0702 (2006), 7,0329 (2007), 4,2704 (2008), 5,6906 (2009). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, perusahaan dari tahun 2005-2007 terjadi peningkatan perputaran, karena bertambahnya jumlah penjualan dan persediaan. meskipun pada tahun 2007 sempat mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan. Kemudian diikuti pada tahun 2008 yang kembali merosot menjadi 4,2704. Penurunan ini disebabkan karena tidak seimbangnya persediaan barang di gudang dengan penjualan yang mengakibatkan penumpukan barang di gudang. Selanjutnya, pada tahun 2009 memberikan sinyal positif dengan meningkatnya kinerja menjadi 5,6906. Artinya, pada tahun 2009 persediaan barang perusahaan telah banyak yang terjual (berputar) sehingga pada periode ini perusahaan sangat efektif dalam hal penjualan, sedangkan rentang tahun 2006-2008 kemerosotan tersebut menunjukkan, yaitu perusahaan tidak efisien dalam hal penjualan.


e. Fixed Asset Turnover

Mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset-asetnya untuk menghasilkan pendapatan dan semakin besar angka, semakin baik karena perusahaan akan semakin mudah melakukan perputaran asset (http://caloninvestor.wordpress.com/laporan-analisis-laporan-keuangan-primarindo-asia-infrastructure-tbk/). Hasil perhitungan fixed asset turnover dari laporan keuangan tahun 2005-2009 menunjukkan 3,0831 (2005), 2,6427 (2006), 3,2867 (2007), 2,9355 (2008), 2,4706 (2009). Berdasarkan perhitungan tersebut, dari tahun 2005-2006 terjadi penurunan kinerja sebesar 0,4404, tetapi pada tahun 2007 kembali menguat menjadi 3,2867. Namun, dalam kurun waktu 2 tahun selanjutnya perusahaan mengalami kelesuan kinerja, sehingga terhambat dalam melakukan perputaran asset. Artinya, perusahaan tidak mampu mengoptimalkan asset-assetnya untuk menghasilkan pendapatan perusahaan, padahal asset-asset tersebut berpotensial menghasilkan keuntungan yang besar.

3. Aspek Leverage

a. Debt Ratio

Debt Ratio menunjukkan proporsi hutang perusahaan terhadap asset perusahaan (http://caloninvestor.wordpress.com/laporan-analisis-laporan-keuangan-primarindo-asia-infrastructure-tbk/). Hasil perhitungan debt ratio dari laporan keuangan tahun 2005-2009 adalah 0,6099 (2005), 0,5874 (2006), 0,5550 (2007), 0,5097 (2008), 0,4284 (2009). Debt ratio lebih dari 1 menunjukkan perusahaan memiliki lebih banyak hutang daripada asset, sehingga United Tractors Tbk memiliki hutang yang kecil dari tahun 2005-2009. Penurunan hutang memberikan nilai positif bagi perusahaan, karena investor akan melihat perusahaan memiliki tingkat risiko yang kecil, sehingga sangat kecil kemungkinan untuk perusahaan melakukan gulung tikar.

b. Equity Ratio

Ratio ini mengukur proporsi dari total asset yang dibiayai pemegang saham dan bukan kreditor. Semakin rendah angka rasio ini, menunjukkan perusahaan semakin baik (http://caloninvestor.wordpress.com/laporan-analisis-laporan-keuangan-primarindo-asia-infrastructure-tbk/). Hasil perhitungan equity ratio dari laporan keuangan tahun 2005-2009 adalah 38,61% (2005), 40,85% (2006), 44,09% (2007), 48,72% (2008), 56,73% (2009). Berdasarkan perhitungan equity ratio tersebut, maka dari tahun 2005-2009 perusahaan mengalami pertambahan modal karena perusahaan menggunakan dana lebih besar berasal dari hutang dibandingkan penggunaan dana yang berasal dari modal pemilik perusahaan. Hal ini mengandung risiko yang sangat besar, karena hutang perusahaan lama kelamaan akan semakin banyak dan akan membuat perusahaan semakin merugi.

c. Debt to Equity Ratio

Untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menutup sebagian atau seluruh hutang-hutangnya dengan dana yang berasal dari modal sendiri. (peni.staff.gunadarma.ac.id/.../ANALISA+KINERJA+BANK_present.ppt ). Semakin rendah angka rasio ini menunjukkan perusahaan semakin baik. Hasil perhitungan debt to equity ratio dari laporan keuangan tahun 2005-2009 menunjukkan 157,97% (2005), 143,80% (2006), 125,87% (2007), 104,61% (2008), 75,51% (2009). Berdasarkan perhitungan tersebut, kondisi perusahaan mengalami penurunan, karena peningkatan jumlah modal perusahaan lebih kecil jumlahnya daripada peningkatan total aktiva perusahaan tersebut. Sehingga, tidak ada dana yang cukup untuk menutup hutang-hutang perusahaan dari modal sendiri.

4. Aspek Profitabilitas

a. Operating Profit Margin

Mengindikasikan seberapa efektif suatu perusahaan mengendalikan biaya dan pengeluaran yang terkait dengan operasi (http://caloninvestor.wordpress.com/laporan-analisis-laporan-keuangan-primarindo-asia-infrastructure-tbk/). Hasil perhitungan operating profit margin dari laporan keuangan 2005-2009 menunjukkan 0,1288 (2005), 0,0975 (2006), 0,1320 (2007), 0.,1490 (2008), 0,1767 (2009). Berdasarkan hasil perhitungan tahun 2005-2009, perusahaan terus mengalami kenaikan kinerja dan hasil. Tingkat penurunan hanya dialami dari tahun 2005-2006, yaitu sebesar 0,0313. Penurunan ini menandakan bahwa laba operasi yang diterima perusahaan peningkatannya tidak sebesar jumlah penjualan. Selanjutnya, dalam kurun waktu 3 tahun, laba operasi tersebut dapat mengimbangi nilai jumlah penjualan sehingga nilai pada operating profit margin bertambah.

b. Net Profit Margin

Menunjukkan keefektifan perusahaan mengkonversikan pendapatan menjadi keuntungan aktual. Semakin tinggi hasil, maka semakin efektif (http://caloninvestor.wordpress.com/laporan-analisis-laporan-keuangan-primarindo-asia-infrastructure-tbk/). Hasil perhitungan net profit margin dari laporan keuangan 2005-2009 menunjukkan 0,0791 (2005), 0,0678 (2006), 0,0822 (2007), 0,0953 (2008), 0,1305 (2009). Berdasarkan perhitungan tersebut, perusahaan hanya mengalami penurunan hasil dari tahun 2005-2006, yaitu sebesar 0,0113. Penurunan ini memperlihatkan bahwa semakin berkurang laba yang diterima dari setiap penjualan perusahaan. Pada 3 tahun kemudian, perusahaan membaik dengan ditunjukkan grafik pergerakan yang meningkat. Kenaikan tersebut diikuti laba yang diterima dari hasil penjualan meningkat.

c. Operating Income Return on Investment (OIROI)

Mengukur tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan dan menunjukkan seberapa baik perusahaan menggunakan investasinya untuk menghasilkan keuntungan (http://caloninvestor.wordpress.com/laporan-analisis-laporan-keuangan-primarindo-asia-infrastructure-tbk/). Hasil perhitungan OIROI dari laporan keuangan 2005-2009 menunjukkan 0,1608 (2005), 0,1189 (2006), 0,1844 (2007), 0,1820 (2008), 0,2118 (2009). Berdasarkan hasil perhitungan tahun 2005-2009, rasio OIROI menggambarkan grafik yang berfluktuatif. Oleh sebab itu, keefektifan perusahaan naik turun. Sebagai contoh, dari tahun 2005-2006 perusahaan mengalami penurunan nilai, yang berarti laba operasi yang didapatkan oleh perusahaan hanya mengalami kenaikan yang kecil dibandingkan dengan kenaikan jumlah total asset perusahaan tersebut. Sedangkan dari tahun 2008-2009 perusahaan mengalami kenaikan yang menandakan bahwa laba operasi perusahaan telah dapat mengimbangi kenaikan jumlah total asset perusahaan tersebut.

d. Return on Equity (ROE)

ROE mengukur profitabilitas perusahaan dengan mengungkapkan seberapa besar sebuah perusahaan menghasilkan laba dengan dana pemegang saham yang telah diinvestasikan ke perusahaan (http://caloninvestor.wordpress.com/laporan-analisis-laporan-keuangan-primarindo-asia-infrastructure-tbk/). Hasil perhitungan ROE dari laporan keuangan 2005-2009 menunjukkan 0,2559 (2005), 0,2025 (2006), 0,2604 (2007), 0,2390 (2008), 0,2757 (2009). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, ROE menggambarkan grafik yang berfluktuatif. Sebagai contoh, tahun 2005-2006 mengalami penurunan, karena telah terjadi penurunan laba bersih dan perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya penurunan tersebut akan menyebabkan penurunan harga saham. Contoh ke-2, dari tahun 2008-8009 terjadi kenaikan rasio, karena telah terjadi kenaikan laba bersih dan perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan.

e. Return on Asset (ROA)

Mengukur bagaimana efisiensi dalam pengelolaan asset-asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Semakin tinggi ROA, semakin baik karena berarti perusahaan menghasilkan lebih banyak pendapatan (http://caloninvestor.wordpress.com/laporan-analisis-laporan-keuangan-primarindo-asia-infrastructure-tbk/). Hasil perhitungan ROA dari laporan keuangan 2005-2009 menunjukkan 0,0988 (2005), 0,0827 (2006), 0,1148 (2007), 0,1164 (2008), 0,1564 (2009). Berdasarkan perhitungan dari tahun 2005-2009, ROA menunjukkan grafik yang berfluktuatif. Dari tahun 2005-2006 terjadi penurunan, dikarenakan efektivitas perusahaan untuk mendapatkan laba dengan semua asset yang dimiliki tidak efektif. Namun, dari tahun 2007-2009 mengalami kenaikan, dikarenakan kondisi perusahaan perode tersebut membaik yang berarti nilai laba bersih yang dihasilkan dari seluruh asset bertambah.

f. Time Interest Earned Ratio

Rasio untuk mengukur seberapa besar keuntungan dapat berkurang (turun) tanpa mengakibatkan adanya kesulitan keuangan, karena perusahaan tidak mampu membayar bunga (renirana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../ALK+BAB+II.pdf ). Hasil Perhitungan dari laporan keuangan 2005-2009, adalah 8,0397 (2005), 3,3524 (2006), 5,7724 (2007), 14,6888 (2008), 27,4252 (2009). Berdasarkan perhitungan tersebut, terjadi penurunan dari tahun 2005-2006 dimana kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga menurun. Ini disebabkan oleh laba operasi yang didapat perusahaan belum dapat menutupi beban bunga perusahaan. Tahun 2007 perusahaan mengalami peningkatan yang berarti, karena perusahaan mendapat laba operasi yang lebih besar dibandingkan peningkatan beban bunga perusahaan. Peningkatan grafik ini dilanjutkan dari tahun 2008-2009 dengan puncaknya mencapai nilai 27,4252.

g. Earnings Per Share

Menandakan jumlah laba ditahan yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin besar nilainya, maka semakin bagus keuangan perusahaan (http://kelbursaefek.files.wordpress.com/2009/09/tugas-1-manajemen-keuangan1.pdf). Hasil perhitungan dari laporan keuangan tahun 2005-2009, adalah 368 (2005), 326 (2006), 524 (2007), 884 (2008), 1.147 (2009). Berdasarkan perhitungan tersebut nilai EPS yang terbesar terdapat pada tahun 2009. Sempat mengalami penurunan dari tahun 2005-2006, yaitu sebesar 42. Namun selama kurun waktu 3 tahun kemudian, perusahaan mengalami keuntungan dan menunjukkan hasil yang positif.

h. Dividend Per Share

Dividen saham hanyalah merupakan pembayaran saham tambahan saham biasa pada pemegang saham (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01ca.dir/doc.pdf). Hasil perhitungan dari laporang keuangan tahun 2005-2009, adalah 110 (2005), 130 (2006), 210 (2007), 320 (2008), 460 (2009). Berdasarkan perhitungan tersebut nilai DPS yang terbesar terdapat pada tahun 2009. Artinya, pada tahun 2009 nilai perolehan laba bersih perusahaan bertambah, sehingga mengakibatkan keuntungan yang diperoleh dari investasi di perusahaan tersebut besar.

i. Dividend Payout Ratio

Merupakan indikasi atas persentase jumlah pendapatan yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemilik atau pemegang saham dalam bentuk kas. DPR ini ditentukan perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham setiap tahun, penentuan DPR berdasarkan besar kecilnya laba setelah pajak (ppa.fe.unpad.ac.id/uploads/files/wp-acc18.pdf). Hasil perhitungan laporan keuangan tahun 2005-2009, adalah 0,2989 (2005), 0,3988 (2006), 0,4008 (2007), 0,3620 (2008), 0,4010 (2009). Berdasarkan perhitungan tersebut, perusahaan tetap memperoleh laba yang tinggi, namun posisi kas menunjukkan keadaan yang tidak begitu baik (DPS kurang dari 1). Sebagian dana masih tertahan dalam aktiva tetap dan modal kerja, sehingga pembayaran dividen pun sangat terbatas.

Diskripsi Singkat Perusahaan PT. United Tractor Tbk.

United Tractors (UT/Perseroan) berdiri pada tanggal 13 Oktober 1972 sebagai distributor tunggal alat berat Komatsu di Indonesia. Pada tanggal 19 September 1989, Perseroan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan kode perdagangan UNTR, dimana PT Astra International menjadi pemegang saham mayoritas. Selain dikenal sebagai distributor alat berat terkemuka di Indonesia, Perseroan juga aktif bergerak di bidang kontraktor penambangan dan bidang pertambangan batu bara. Ketiga unit usaha ini dikenal dengan sebutan Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan dan Pertambangan.
(http://www.unitedtractors.com/index.php/corporate_overview/company_profile)

Senin, 14 Juni 2010

Profil Anggota


Nama Lengkap : Sebastianus Yohanes Kresna
Nama Panggilan : Kresna
NPM : 080417148
Jenis Kelamin : Pria
TTL : Jakarta, 12 Juli 1990
Alamat : Jl. Sawokecik no. 9, Gempol, RT/RW 02/11, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta
Agama : 100% Katholik
Cita - cita : Kerja di pajak
Hobi : Touring, Futsal, Maen Band, Nonton film, Nongkrong
Music : Pop Melayu, Rege, Dangdut
FB : kresna_17148@yahoo.co.id
About me : alay style,,,,,,,


Nama : Nikolas Anindita Wicaksana
Nama Panggilan : Dito
NPM : 080417131
Jenis Kelamin : Pria
TTL : Surabaya, 14 April 1990
Alamat : Jl. Perumnas 249C, Mundu, Depok, Sleman, Yogyakarta
Agama : Katholik
Cita - Cita : Orang yg sukses & berguna bagi bangsa & negara..
Hobi : Futsal, Basket, Ngeband, Main Sulap, Nonton, Nongkrong
Musik : RnB,Pop & Rock
Email / FB / YM : Arieztariuzt_14_04@yahoo.com

Nama : Fransiskus Aditya Kumara
Nick : Adit
NPM : 08 04 17385
TTL : Jogja, 15 Desember 1989
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Kaliurang km 7 no 3
Agama : Katholik
Cita-cita : Orang kaya yang bahagia
Hobby : Futsal, game, dengerin musik, pacaran.
Musik : Metal, alternative, R & B
FB / YM / MSN : cesc_1989@yahoo.co.id
E-mail : 080417385@students.uajy.ac.id


Nama Lengkap : Yosef Dimas Edi Putra
Nick Name : Dimas, Amet, Ajieb
NPM: 08 04 17391
TTL : Bogor,18 Desember 1989
Alamat Sekarang : Jl.Wahid hasyim,Gg Kantil.
Jenis Kelamin : Pria
Agama : Tidak Percaya Agama,Hanya percaya YESUS
Cita-cita :Become a Rock Star
Hoby : Maen Gitar, Ngeband, baca Bible
musik : MetalCore, Doom , Black Metal , Death Metal
E-mail / FB / Twitter / YM : dimastampan@yahoo.co.id
About me:All my life for God.